Dari Alam Kubur, Orangtua Rasakan Kehadiran Kita Saat Berziarah


KETIKA kita meraih apa yang kita cita-citakan, pernahkah kita berterimakasih pada kedua orangtua kita? Keberhasilan yang kita raih, tentunya tidak lepas dari ridho  orangtua. “Ridhollah fi ridhol walidain wa sukhtullah fi shukhtil walidain” (Ridho Allah terletak pada ridho kedua orangtua kemurkaan Allah terletak pada kemarahan kedua orangtua)

Orangtua yang paling berjasa dalam kehidupan kita, kadang terlupakan diantara hiruk pikuk perjuangan hidup yang kita hadapi. Keberadaan orangtua baru terasa apabila kita menemui kesulitan dan membutuhkan bantuan mereka.

Bahkan untuk bersilaturahim dengan orangtua terkadang berat kita lakukan. Kita lebih memilih jalan-jalan ke mal yang letaknya jauh, ketimbang menjenguk orangtua yang tinggal dekat dari rumah. Apalagi jika orangtua sudah dalam kondisi renta, terkadang tidak sabar hati ini untuk menghadapi tingkahnya. Padahal waktu kita kecil, tingkah kita kerap merepotkan mereka, namun mereka tetap membesarkan dan mendidik kita dengan sabar.

Birrul walidain, atau berbakti kepada orangtua, berada dalam kedudukan yang tinggi setelah perintah shalat. Seperti yang yang tercantum dalam Alquran:  “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada ibu bapakmu.” (QS. An-Nisa:36)

Hukum birrul walidain adalah  fardhu ain (wajib) bagi ummat Muslim, bahkan lebih tinggi dari jihad kifai atau jihad fardhu kifayah. Sehingga wajib bagi anak untuk mendapatkan izin orangtua sebelum menunaikan jihad fardhu kifayah.

Kunci menuju surga, kemudahan didunia akhirat hingga dilapangkan pintu rezeki, merupakan sebagian fadilah birrul walidain . Di antara usaha untuk mencapai fadilah tersebut, membina silaturahim dengan orangtua, dinilai sebagai ibadah. Dari hadis Rasullah SAW : Dari Aisyah Ra, bahwa Rasulullah
bersabda: “Melihat pada tiga perkara
adalah ibadah. Melihat wajah ibu bapak,
melihat Alquran dan melihat lautan.”
(Riwayat Abu Nuaim).

Lantas bagaimana  dengan orangtua yang sudah meninggal dunia, bagaimana kita sebagai anaknya dapat melanjutkan birrul walidain ?

Bersilaturahim ke orangtua bisa tetap dilakukan meski mereka sudah meninggal dunia. Bentuknya melalui ziarah kubur. Seperti dalam hadis Rasullah SAW dari Abu Hurairah Ra : “Barangsiapa ziarah ke makam orangtuanya setiap hari Jumat, Allah pasti akan mengampuni dosa-dosanya dan mencatatnya sebagai bukti baktinya pada orangtua” (HR Hakim)

Apakah orangtua yang sudah meninggal menyadari kehadiran kita dimakamnya? Tentu saja! Seperti hadist Rasulullah SAW : Dari Aisyah Ra bahwa Rasullah SAW bersabda, tidak seorangpun yang mengunjungi kuburan saudaranya dan duduk kepadanya (untuk mendoakannya) kecuali dia merasa bahagia dan menemaninya hingga dia berdiri meninggalkan kuburan itu (HR Ibnu Abi ad-Dunya)

Orangtua yang sudah meninggal masih bisa merasakan kebahagiaan atas kehadiran kita menemaninya ketika berziarah dan berdoa diatas pusaranya. 

Endan Suhendra

0 Response to " Dari Alam Kubur, Orangtua Rasakan Kehadiran Kita Saat Berziarah"

Posting Komentar