Adhyaksa Dault Sebut Pornografi Ancaman Serius Bagi Indonesia

Adhyaksa Dault merasa resah atas maraknya kasus kekerasan seksual, terutama yang menjadi korban maupun pelaku masih di bawah umur.

Karena itu, dirinya pun melaporkan data yang dimilikinya terkait situs dan akun media sosial yang menyebarkan konten pornografi ke Mabes Polri.

"Saya sedih saat mengetahui salam Osis, salam Pramuka dan salam Batik bermuatan konten porno. Ada ribuan lagi konten porno di internet, konten-konten porno ini setelah saya diskusikan dengan para pakar, juga ikut memicu kejahatan seksual, seperti yang menimpa anak kita Yuyun di Bengkulu," kata Adhyaksa.

Terkait laporan ini, Kapolri berjanji segera menindaklanjuti. "Ini merupakan tanggungjawab kita bersama menjaga generasi aset kita. Rusak generasi, rusak kita hari ini dan di masa akan datang," tegasnya.

Dijelaskannya, menurut data yang dipublikasikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sejak tahun 2011 hingga 2014, jumlah anak korban pornografi dan kejahatan online di Indonesia telah mencapai jumlah 1.022 anak.

Anak-anak yang menjadi korban pornografi online sebesar 28 persen, pornografi anak yang disebarkan melalui online 21 persen, prostitusi anak online 20 persen, objek CD porno 15 persen, serta anak korban kekerasan seksual online 11 persen.

"Jumlah itu diprediksi akan terus meningkat bila tidak ditanggulangi secara optimal. Pertumbuhan angka anak korban kejahatan online itu bertumbuh pesat seiring meningkatnya jumlah pengguna internet di Tanah Air," ujar bakal calon gubernur DKI Jakarta ini.

Selain melaporkan ke Mabes Polri, pihaknya juga melakukan sejumlah hal untuk menanggulangi penyebaran konten pornografi diantaranya pada 13 April lalu pihaknya menghubungi Google Indonesia terkait maraknya pornografi dengan hanya menulis kata kunci, salam Osis dan salam Pramuka.

Namun, Adhyaksa menyatakan, Google Indonesia menyampaikan bahwa prosedur pengaduan harus lewat Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemkominfo RI). Akhirnya hari itu juga Kwarnas Pramuka mengirimkan surat resmi kepada Kemkominfo RI.

Pada hari yang sama, diketahui Kemkominfo RI langsung mengirimkan kepada pihak Google Indonesia. Setelah melalui beberapa tahapan, pada 15 April, pukul 03.00 WIB, Google Indonesia sudah menghapus link-link video sesuai dengan surat yang dikirimkan oleh Kwarnas Gerakan Pramuka.

Namun sayangnya pada 15, 16, 17, 18, dan 19 April, muncul kembali situs dan akun-akun media sosial yang memuat dan menyebarkan konten porno dengan kata kunci salam OSIS, salam Pramuka dan salam Batik.

"Akhirnya kami sepakat meminta bantuan Kapolri untuk menghapu data situs dan akun media sosial yang menyebarkan konten porno," pungkasnya.

Sementara, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengapreasiasi langkah Kwarnas Gerakan Pramuka. Menurutnya, pornografi ini musuh bersama. "Pornografi ini musuh bersama. Kita juga perlu terus gotongroyong memberikan pendidikan internet sehat bagi masyarakat," kata Badrodin.

0 Response to "Adhyaksa Dault Sebut Pornografi Ancaman Serius Bagi Indonesia"

Posting Komentar