Santri Harus Senantiasa Berdiri di Garis Kebenaran

Pelajar dayah di Aceh atau santri diharapkan menjadi pemersatu masyarakat Aceh. Pada saat bersamaan, santri juga diharapkan juga bisa memposisikan dirinya secara tepat di hadapan berbagai tantangan dunia Islam dewasa ini.

Demikian Humas RTA, Tgk Zulkhairi, dalam siaran persnya, hari ini.

Tgk Bulqaini Tanjungan SSosI, pendiri sekaligus ketua umum Rabithah Thaliban Aceh (RTA) periode pertama, saat memberi sambutan pada Milad ke-17 RTA di sekretariat organisasi tersebut, mengatakan  sejarah RTA yang lahir di masa meletusnya konflik di Aceh. RTA didirikan pada 7 April 1999 oleh kalangan santri dayah yang juga bersinergi dengan aktifis perdamaian Aceh saat itu.

Saat itu, kata Tgk Bulqaini, RTA menghadapi berbagai dilema menjalankan  kiprahnya untuk mendamaikan Aceh yang sedang berkonflik. Dicurigai oleh berbagai kelompok dari internal Aceh maupun eksternal tapi RTA terus berjalan demi Aceh dan Islam.

“Di hadapan berbagai tantangan dunia modern santri harus mampu menjawabnya secara komperhensif. Tantangan keilmuan harus dijawab dengan ilmu, buku dengan buku, tulisan dengan tulisan. Santri juga harus senantiasa berdiri di garis kebenaran, kalau salah tetap salah, kalau benar tetap benar siapapun yang lakukan kebenaran itu,” ujarnya.

Sebagai pendiri RTA, kata Tgk Bulqaini, ia menaruh harapan besar agar gerakan santri Aceh di masa mendatang harus semakin eksis memperkuat Islam di tengah-tengah masyarakat. Sebab,  hanya dengan Islam Aceh akan berjaya.

Ketua Umum RTA, Tgk Imran Abubakar mengatakan, Milad RTA kali ini mengambil tema “Revitalisasi Peran Santri Aceh dalam Penegakan Syariat Islam di Aceh”, karena target RTA ke depan untuk terus mengawal pelaksanaan syariat Islam di Aceh agar terus berjalan sesuai yang dicita-citakan.

Katanya, sebagai benteng terakhir penerapan Syariat Islam di Aceh, santri harus terus berjuang mengontrol agar cita-cita penerapan syariat Islam di Aceh akan terwujud sebagaimana harapan umat dan para ulama.

“Maka dalam hal ini, Milad ini kita selenggarakan untuk mengenang kembali sejarah pendirian RTA dan mendiskusikan sejarah peranan santri dayah dalam mengawal perdamaian Aceh serta harapan ke depan dalam menyukseskan penegakan syariat Islam di Aceh,” ujar Tgk Imran yang juga mahasiswa Program Doktor UIN Ar-Raniry ini.(Rilis)

0 Response to "Santri Harus Senantiasa Berdiri di Garis Kebenaran"

Posting Komentar